Cara belajar tahsin tilawah Al-Qur’an masih banyak yang menanyakannya dan mencari jawaban yang cocok.Ya,mempelajari tahsin hukumnya fardhu kifayah ( Apabila dikerjakan oleh sebagian orang maka sebagian lainnya gugur atas kewajiban tersebut).
Akan tetapi membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum tajwid yang sesuai hukumnya wajib.Oleh karnanya bagi seorang muslim harus mengetahui bagaimana cara belajar tahsin Al-Qur;an yang benar.Berikut penjelasan seputar tahsin.
Pengertian Tahsin
Tahsin, secara bahasa adalah isim mashdar dari kata hassana – yuhassinu – tahsiinan yang berarti membenahi, memperbaiki, percantik, dan menghias.
Adapun secara istilah, arti tahsin adalah sama dengan seperti tajwid. Maksudnya adalah, pengertian antara tajwid dan tahsin yakni sama. Ke-2 nya sebagai istilah untuk menunjuk pada pengertian yang serupa.
Tahsin dan tajwid secara istilah diartikan sebagai:
إِخْرَاجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ مَعَ إِعْطَائِهِ حَقَّهُ وَ مُسْتَحَقَّهُ
Maknanya: “Keluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya masing-masing sesuai hak dan mustahaqnya.”
Pengertian di atas sesuai pengertian dari Imam Syamsuddin Muhammad Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin `Ali bin Yusuf Al-Jazari Asy-Syafi`i yang disebut ulama Qur’an yang paling masyhur. Dalam nadzamnya yang populer yakni Muqaddimah Jazariyah, beliau menulis bait:
وَهْـوَ إِعْـطَـاءُ الْـحُـرُوفِ حَقَّـهَـا *** مِــنْ صِـفَـةٍ لَـهَـا وَمُستَحَـقَّـهَـا
Yang artinya: “Tajwid memberikan setiap huruf haknya, dari sifat-sifatnya dan mustahaknya.”
Haq huruf yakni sifat asli yang selalu ada pada setiap huruf. Misalkan seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan lain-lain. Selanjutnya, haq huruf ini mencakup sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf.
Mustahaq huruf yakni sifat yang sewaktu-waktu muncul oleh penyebab-penyebab tertentu. Misalkan seperti izhar, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan sebagainya.
Setelah itu Sayyidina Ali bin Tholib menjelaskan bahwa tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya dan memberi hak setiap huruf (yakni sifat yang menempel pada huruf itu seperti qolqolah, Hams, dan lain-lain) dan mustahaq huruf (yakni sifat-sifat huruf yang muncul karena penyebab tertentu, seperti izhar, idghom, dan lain-lain.)
Karenanya, berdasar pemahaman di atas, tahsin adalah pengetahuan yang mempelajari mengenai langkah pengucapan setiap huruf yang kaluar sama sesuai kaidah ilmu tajwid yang berawal dari sumber yang jelas.
Tujuan Belajar Tahsin
Bicara tentang tujuan belajar tahsin ini, maka kita bisa membagikan menjadi beberapa point. Berikut pembahasannya;
1. Mengerjakan Perintah Allah
Tujuan utama belajar tahsin atau adanya ilmu tahsin tersebut adalah supaya setiap muslim dapat membaca Al Qur’an dengan benar dan baik. Ini karena Allah dan Rasul bukan hanya menyuruh ummat islam untuk sekedar membaca saja, tetapi harus dengan bacaan yang tartil dan sesuai kaidah-kaidah yang sudah Rasulullah shallahu alaihi wasallam contohkan saat membaca Al Qur’an.
Perihal kewajiban membaca Al Qur’an dengan benar dan baik, Allah berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Yang maknanya: “Dan bacalah kamu Al Qur’an itu dengan tartil.” (TQS Al Muzammil: 4)
Apa pengertian tartil dalam bagian kalam Allah di atas?
Dalam Tafsiran Ibnu Katsir, tartil memiliki arti membaca sama sesuai hukum tajwid. Ini karena membaca secara perlahan-lahan akan menolong seorang untuk mengerti dan mentadabburi artinya.
Selanjutnya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berbicara:
اْلتَرْتِيْلُ هُوَ تَجْوِيْدُ اْلْحُرُوْفِ وَ مَعْرِفَةُ اْلْوُقُوْفِ
“Tartil ialah mentajwidkan (mentahsinkan) huruf dan mengetahui kaidah waqaf” (Ibnul Jazariy, An-Nasyr fil Qiraatil ‘Asyr (I/ 209))
Membaca Qur’an dengan tajwid sudah dideskripsikan dan dipraktikkan langsug oleh baginda Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam. Diriwayatkan ada seorang menanyakan kepada Ummul Mu’minin, Ummu Salamah, “Bagaimana Rasulullah Shallahu Alaihi Wasalallam membaca Al-Qur’an?”
Ummul Mu’minin menjawab, “Beliau menepati setiap harakatnya: fathah, dhammah, dan kasrah dibaca dengan benar-benar jelas. setiap hurufnya dibaca dengan begitu jelas. tiap hurufnya dibaca dengan jelas dan terang.”
2. Supaya Lebih Banyak Memperoleh Pahala
Orang yang membaca Al Qur’an dengan terampil sesuai kaidahnya pasti berbeda dengan orang yang membaca Al Qur’an secara terbata-bata dan tidak sesuai dengan kaidah. Bagi mereka yang membacanya dengan tartil sesuai dengan kaidah, yaitu memenuhi setiap hak dan mustahaq hurufnya maka diberi kemulian oleh Allah.
Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam bersabda:
الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ
Yang maknanya: “Orang yang membaca Al Quran (hafalan dan bacaannya yang sangat baik) kedudukannya di akhirat adalah bersama para malaikat yang mulia dan taat. Dan adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata, maka untuknya dua pahala” (HR Muslim)
3. Menghindari Lidah dari Kekeliruan (Lahn) Dalam Membaca
Adanya ilmu tahsin mempunyai tujuan untuk menghindari setiap pembaca Al Qur’an dari kekeliruan dalam ucapkan huruf-huruf yang ada dalam mushaf. Yang mana jika seorang muslim salah saat membaca Qur’an, selanjutnya ia tidak melakukan perbaikan, atau ia malas mempelajari ilmu tahsin/tajwid, karena itu ia bisa jadi mendapatkan dosa.
Imam Ibnu Jazary berbicara:
وَالأَخْـذُ بِالتَّـجْـوِيـدِ حَـتْــمٌ لازِمُ * مَــنْ لَــمْ يُـجَـوِّدِ الْـقُـرَانَ آثِــمُ
لأَنَّــهُ بِـــهِ الإِلَـــهُ أَنْـــزَلاَ * وَهَـكَـذَا مِـنْـهُ إِلَـيْـنَـا وَصَـــلاَ
Yang artinga: Mempelajari ilmu tajwid wajib, barangsiapa yang tidak ingin membenahi bacaan Al-Quran maka ia berdosa.
Karena Allah turunkan Al-Quran dengan bacaan menggunakan tajwid, dan demikian dengan tajwid Al-Quran sampai ke kita.
Pada dasarnya, ada 2 kekeliruan (lahn) yang kerap menerpa beberapa pembaca Al Qur’an. Ke-2 nya ialah:
1. Lahn Jaliyy
Lahn jaliyy adalah kekeliruan yang terang/fatal saat membaca Al-Quran. Kekeliruan ini bisa tersangkut urutan kata atau gaya bahasa, baik mengganti arti atau tidak mengganti arti.
2. Lahn Khafiyy
Lahn khafiyy singkatnya memiliki makna kekeliruan yang ringan saat membaca Al-Quran. Kekeliruan ini umumnya berkaitan dengan kesempurnaan sifat saja dan tidak menyangkut gaya bahasa.
Cara Belajar Tahsin Meliputi
Paling tidak, ada 6 pokok ulasan dalam belajar tahsin atau tajwid Qur’an. Yang mana seluruh ulasan itu hampir semua bersandarkan atas karya Imam Ibnu Jazary dalam kitabnya Muqaddimah Jazariyah. Ke enam ulasan itu adalah:
- Makharijul huruf (tempat masuk-keluar huruf),
- Shifatul huruf ( sifat-sifat huruf),
- Ahkamul huruf(hukum-hukum huruf),
- Ahkamul madd wal qasr (hukum memanjangkan dan memendekan bacaan),
- Ahkamul waqfi wal ibtida (mengawali dan menghentikan bacaan)
- Al-Khat al-Utsmani
1. Makhorijul Huruf
Makharijul huruf adalah ulasan dalam tahsin yang bersangkutan dengan tempat keluarnya huruf, atau disebutkan dengan tempat keluarnya suara huruf hijaiyah mulai dengan alif sampai dengan ya.
2. Shifatul Huruf
Shifatul huruf adalah materi dalam tahsin yang mengulas tentang tata cara pengucapan (mengeluarkan huruf dengan tepat dari makhrajnya), sehingga bisa membedakan di antara huruf yang satu sama yang lain. Contohnya semisal dengan embusan napas atau mungkin tidak, dengan ketebalan atau tipis, dan lain-lain.
3. Ahkamul Huruf
Ahkamul huruf adalah ulasan yang berkaitan tentang hukum-hukum bertemunya dua huruf saat membaca Al Aqur’an. Contohnya seperti mengulas hubungan antara alif lam ta’rif saat bertemu huruf hijaiyah, karenanya ada yang dibaca idzhar dan ada juga yang diidghomkan.
4. Ahkamul Maddi Wal Qashri
Sebagai ulasan yang bersangkutan dengan materi pendek atau panjangnya suatu bacaan, dalam masalah ini kita mengenalinya dengan istilah mad. Seperti mad thobi’i, mad badal, mad iwadl, mad farq, dan beragam jenis mad yang lain.
5. Ahkamul Waqfi Wal Ibtidai
Waqfi secara bahasa ini berarti berhenti. Dan ibtida maknanya mengawali. Sehingga ulasan dalam bab ini terkait dengan tata cara berhenti dan mengawali suatu kalimat dalam Al Qur’an. Di sini akan mendalami tentang kapan bisa berhenti pada suatu kalimat, dan yang semisalnya.
6. Al Khat Al Utsmani
Sebagai ulasan yang berhubungan dengan tata cara menulis mushaf Al Qur’an. Contohnya mengulas tentang bagaimanakah cara menulis huruf ta, huruf dlad, dan yang semisalnya.
Tahapan Cara Belajar Tahsin Al-Qur’an
Sebagaian pertanyaan beberapa orang di era saat ini adalah, bagaimana sih cara belajar tahsin Quran? Adakah cara khusus yang perlu saya kerjakan? Untuk jawab pertanyaan itu, ada banyak panduan atau langkah yang bisa kamu kerjakan untuk belajar tahsin Qur’an, salah satunya:
1. Niat Karena Allah
Hal pertama kali yang harus kamu kerjakan adalah niat karena Allah. Maknanya Anda mempelajari tahsin itu bukan lantaran niat atau arah lainnya. Anda harus mengazamkan niat dalam jiwa bahwa belajar tahsin ini hanya semata-mata untuk memperoleh ridla Allah. Janganlah sampai malah Anda mengalihkan niat selainnya kepada-Nya.
Contoh niat yang keliru misalkan yakni Anda belajar tahsin Quran karena ingin dikenali jadi orang yang pintar saat membaca Qur’an. Disamping itu contoh yang lain yakni niat Anda saat belajar cuma untuk sekedar cari perhatian lawan jenis.
2. Istiqomah Dalam Latihan
Tahsin tergolong ilmu yang lebih memprioritaskan praktik dibanding teori. Ini berarti sia-sia Anda memahami semua teori dalam pengetahuan tahsin, tapi Anda tak pernah mempraktikannya. Karenanya Anda harus istiqomah atau konsisten dalam menempatkan semua teori tahsin yang telah Anda dalami.
Misalkan saat Anda sudah paham dan mengenal terkait hukum mad, maka Anda harus terus mempraktikan teori itu sampai menguasainya secara sempurna.
3. Belajar Pada Guru yang Berkompeten
Hal yang terpenting saat belajar tahsin Quran yakni secara langsung pelajarinya bersama guru yang mumpuni dan mempunyai kredibilitas. Ini karena tahsin Quran bukan ilmu yang asal-asalan, dia adalah pelajaran yang sangat memerlukan sosok guru dalam mempelajarinya.
Karena yang bisa menilai suatu bacaan kita salah atau benar ialah guru, sudah pasti guru di sini bukan hanya guru biasa. Tetapi guru yang sudah memperoleh ijazah sanad Qur’an dari gurunya sampai berlanjut kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam.
4. Rajin Peraktek Sendiri
Setelah mempelajari ilmu yang dari seorang guru,kamu juga harus rajin peraktek sendiri.Karna belajar tahsin tanpa peraktek tidak ada gunanya. Jika kamu mengandalkan saat belajar bersama guru akan lama bisanya.
Jadi belajar tahsin juga harus memiliki tekat yang kuat. Memang di awal akan terasa begitu sulit,tapi dengan rajin peraktek akan terasa ringan untuk mengucapkan bacaan yang kamu baca.
Demikian penjelasan terkait cara belajar tahsin al-Qur’an. Semoga dengan penjelasan ini kamu menjadi lebih bersemangat untuk mempelajarinya dan memperaktekannya.
Dukung terus gudangedukasi.com guna mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan terus update sesuai wawasan yang anda inginkan.