Kesenian daerah batak – Mengenal kesenian setiap daerah menjadikan kita lebih cinta kepada tanah air. Terlebih lagi, jika kita sebagai masyarakat yang bisa melestarikannya.
Hal tersebut akan timbul rasa senang dan cinta dengan sendirinya. Pada kesempatan ini, kita akan membahas salah satu kesenian daerah yang unik, yaitu kesenian daerah batak.
Asal Usul Suku Batak
Kesenian daerah batak sebagai bagian dari budaya yang berada pada provinsi Sumatera Utara (Sumut). Dari kesenian ini, banyak orang-orang jadi mengenali suku Batak dan wilayah tempat tinggal sampai sejarahnya. Kekhasan dari kesenian daerah batak menjadi ciri khas yang perlu dijaga dan dilestarikan sampai kapan pun juga. Oleh karena itu bagi orang batak sangat penting menjaga tradisi dan keseniannya.
Banyak cara untuk melestarikan kesenian suku Batak. Bisa mulai dengan komunitas suku Batak itu sendiri yang rajin mensosilisasikannya ke beberapa media. Mulai dari acara-acara yang diselenggarakan akan memakai tradisi Batak selama prosesnya. Seperti acara Pernikahan, Arisan bahkan juga acara ulang tahun.
Dan suku batak sebagai salah satu suku paling besar di Indonesia. Penyebaran dari suku ini juga cukup sama rata baik dalam negeri maupun luar negeri.
Suku Batak terbagi dalam beberapa suku yang menetap sepanjang Pantai Barat dan Pantai Timur propinsi Sumatera Utara.
Beberapa suku itu antara lain:
- Angkola
- Karo
- Mandailing
- Pakpak/Dairi
- Simalungun
- Toba
Suku Batak mempunyai bermacam keindahan pariwisata, liburan kuliner, sampai budaya.
Kesenian Daerah Batak
Suku batak merupakan salah satu suku di Indonesia yang memili cukup banyak kesenian daerah yang beraneka ragam.
Ada begitu banyak kesenian daerah batak jika kita menelusurinya. Namun pada kesempatan ini kita bahas sebagian dari kesenian batak yang terkenal dan paling populer.
1. Seni Musik Margondang
Upacara margondang diselenggarakan untuk menyambut kelahiran anak mereka dan sekaligus memberitahukan kepada masyarakat kampung jika ia telah memiliki anak.
Margondang sebagai salah satu rutinitas orang Batak yang sudah dilakukan pada suatu upacara tertentu. Maksud filosofinya untuk menguatkan muatan religius acara tersebut karena sebagai tradisi yang diwarisi dar parai pendahulu mereka.
⇒ Baca juga : Contoh Kesenian Daerah Betawi
2. Seni Tari Manortor
Tortor yaitu tarian Batak yang selalu dibarengi dengan gondang (gendang). Tortor pada intinya yaitu ibadat keagamaan dan memiliki sifat keramat, bukan hanya seni.
Setiap upacara tradisi mempunyai ciri khas tor- tor yang berlainan sesuai dengan topik uapacara yang dilakukan. Secara langsung eksistensi tari Manortor ini termasuk jadi tarian daerah di Sumatera Utara sebagai wilayah yang mebawahi suku Batak.
3. Seni Patung
Pada daerah Batak warisan peninggalan kebudayaan megalitik hingga kini ada banyak ditemui, contohnya batu berdiri (menhir) dan batu-batuan yang disusun berbentuk mejan batu (dolmen) berada dekat batu-batuan kecil (bangku) yang digunakan sebagai tempat pertemuan seperti pada Ambarita (Samosir), dan Sarcophagus atau keranda.
Bangku batu menurut keyakinan penduduk, pada saat itu ialah tempat para roh nenek moyang mereka, karena ada penghormatan ke nenek moyang, oleh karenanya mereka memiliki hak duduk pada kursi-kursi itu.
4. Ulos
Kesenian daerah Batak lainnya adalah menenum. Dalan bahasa khas Batak, kesenian ini namanya Martonun. Membuat beraneka kain tenunan ialah rutinitas warga Batak Toba.
Di tanah air sendiri, kain tenunan khas warga Batak sangat dikenali. Tidak hanya mempunyai corak unik, tenun hasil orang Batak terkenal dengan kualitasnya yang tinggi. Kabarnya, adat menenun sebagai adat turun-temurun leluhur warga Batak dan sampai sekarang masih dilestarikan.
⇒ Baca juga : Contoh Seni Kebudayaan Suku Jawa
5. Rumah Adat
Teknologi pembuatan rumah sebagai satu karya seni kebendaan masyarakat Batak nampak dari design rumah yang mempunyai kolong dan bertangga. Rumah disebutkan jabu atau bagas.
Kemudian rumah orang Batak menggambarkan alam kosmos. Rumah sisi pertama disebutkan bara, tombara (kolong) rumah. Fungsinya untuk kandang ternak, kerbau atau sapi. Ternak itu ialah teman dekat manusia yang ikut menolong usaha pertanian. Oleh karenanya, mereka harus juga dilindungi.
6. Bahasa Batak
Dalam kehidupan dan pertemanan keseharian, orang Batak memakai beberapa logat, yaitu: (1) Logat Karo yang digunakan oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang digunakan oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang digunakan oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang digunakan oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing. Antara ke-4 logat itu, dua yang paling jauh jaraknya satu sama lain ialah logat Karo dan Toba.
“Pada zaman dahulu bahasa ini dipakai oleh marga-marga yang terpisah dari Simalungun setelah berdirinya Kesultanan Asahan, seperti marga Tambak, Simargolang, Nadolok, Nahombang, dan Dasopang.
Bersamaan perjalanan waktu marga-marga ini telah akui orang Melayu dan beradat istiadat Melayu. Pada akhirnya penggunaan Bahasa Simalungun berpindah pada suku Toba yang banyak melaksanakan migrasi ke wilayah Asahan dan Labuhanbatu,” kata Masrul ke medanbisnisdaily.com, Senin (14/10/2019).
Menurut mereka, marga Batak Pardembanan mulanya mencakup Damanik Simargolang, Purba Tambak, Purba Nadolok (Sidadolog), Sinaga Nahombang (Sidahombang), dan Dasopang yang disebut bagian dari suku Simalungun.
Tetapi di Asahan mayoritas menggunakan bahasa Melayu/Indonesia. Sekarang ini, malahan yang memakai bahasa Pardembanan saat ini yaitu suku Batak Toba, tetapi tidak seasli dahulu, karena bahasa Pardembanan saat ini telah banyak dipengaruhi bahasa Batak Toba.
7. Seni Dalam Upacara Pernikahan
Dalam tradisi Batak Toba pernikahan harus disahkan secara tradisi berdasar pada tradisi dalihan na tolu, yakni Somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru.
Pernikahan dalam masyarakat Batak Toba benar-benar kuat hingga sulit untuk berpisah karena dalam pernikahan itu banyak orang-orang yang bertanggung jawab dan turut serta didalamnya.
⇒ Baca juga : Kesenian Daerah Suku Bugis dan Sejarahnya
Sistem Kekerabatan Suku Batak
Suku Batak terdiri ke dalam enam kelompok atau puak, yakni Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Setiap puak mempunyai keunikan nama marga, yang berperan sebagai pertanda ada tali persaudaraan.
Karena orang Batak berpedoman memahami garis turunan bapak (patrilineal), karena itu dengan sendirinya marga itu datang dari bapak.
Satu puak bisa terbagi dalam banyak marga. Dan untuk mendapati seorang datang dari garis turunan mana dan bagaimana tempatnya dalam sebuah marga, bisa memakai Torombo.
Orang Batak mempercayai jika dengan memakai Torombo bisa dikenali asal muasal seorang yang berakhir pada Sang Raja Batak.
Agama orang Batak
Sebagian besar orang Batak beragama Kristen Protestan, Katolik, dan sebagian lagi memeluk agama islam.
Disamping itu, ada juga penduduknya yang memegang kepercayaan tradisional
seperti agama Malim dan animisme. Namun, bersamaan dengan perubahan zaman, jumlah pengikut keyakinan tradisional makin sedikit.
Demikian penjelasan terkait kesenian daerah batak yang penuh dengan keberagaman. Semoga dengan kita mengenal kesenian daerah dapat bertambah rasa cinta tanah air kita. Dukung terus gudangedukasi.com agar berkembang lebih baik lagi dan terus memberikan ilmu-ilmu serta informasi yang bermanfaat lainnya.