Pengertian istiqomah dan dalilnya – Istiqomah adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada konsistensi dan kesinambungan dalam beribadah serta menjalankan ajaran agama. Selain itu, istiqomah berarti tetap teguh dan konsisten dalam menjalankan ajaran agama, tanpa terpengaruh oleh arus dan godaan dunia.
Karna istiqomah seringkali menggambarkan suatu ketakwaan seorang muslim. Pengertian istiqomah dan dalilnya ini mencakup niat, perkataan, sikap, dan perbuatan.
Sebagai ummat islam sejati, memiliki sifat istiqomah akan menjadikannya selalu taan kepada perintah perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Pengertian Istiqomah
Dalam kata istilah terbagi menjadi dua pengertian. Pengertian istiqomah menurut bahasa dan istilah. Berikut ini penjelasan setiap bagiannya.
Pengertian Istiqomah Secara Bahasa
Pengertian istiqomah secara bahasa adalah kata yang diambil dari bahasa arab yang berarti “lurus”. Sifat istiqomah jika kita latih akan menghasilkan suatu yang besar dan agung, terlebih lagi dalam urusan ibadah.
Menurut KBBI, pengertian istiqomah adalah sikap tegar pendirian dan selalu konsisten. Menurut Ensiklopedia Islam, pengertian istiqomah yakni kondisi atau usaha seorang untuk tegar mengikuti jalan lurus (agama Islam) yang sudah ditunjukan Allah Subhanau Wa Taala pada umatnya.
Istiqomah berfungsi sebagai pencegah setiap pribadi muslim supaya tidak terhasut oleh tingkah laku maksiat dan terlebih ingkar terhadap Allah Taala setelah dia beriman.
Tak hanya itu, istiqomah menurut bahasa datang dari akar kata yang tersusun dari huruf qof, wa, dan mim yang memperlihatkan dua arti. Pertama, pengertian istiqomah adalah kelompok manusia. Pengertian istiqomah ke-2 ialah berdiri atau kemauan yang kuat. Dari arti yang ke-2 , istiqomah disimpulkan dengan I’tidal (tegak atau lurus).
Pengertian Istiqomah Secara Istilah
Pengertian istiqomah secara istilah adalah mengikuti jalan yang lurus, yakni agama yang lurus, tanpa berpaling ke kiri atau kanan. Dan istiqomah meliputi mengerjakan semua ketaatan lahir dan batin dan meninggalkan semua yang larangan syariat. Maka ini akan mencangkup semua tuntunan agama
Para sahabat dan ulama juga memberikan pengertian pengertian seputar istiqomah ini sebagaimana berikut.
Pengertian Istiqomah Menurut Sahabat
Abu Bakar as-Shiddiq
Pengertian istiqomah menurut Abu Bakar as-Shiddiq adalah kemurnian tauhid, yang mana seorang jangan sampai menyekutukan Allah dengan apa atau siapa saja.
Umar bin al-Khattab
Adapun pengertian istiqomah menurut Umar bin al-Khattab adalah komitmen pada perintah dan larangan dan jangan menipu.
Utsman bin Affan
Dan pengertian menurut sahabat Utsman bin Affan yaitu sebagai mengikhlaskan amal terhadap Allah.
Ali bin Abi Thalib
Dan adapun Ali bin Abi Thalib menuturkan istiqomah adalah loyalitas pada syahadat tauhid sampai jumpa dengan Allah.
⇒ Baca juga : Pengertian Shalat Beserta Syarat dan Rukunnya
Pengertian Istiqomah Menurut Para Ulama
Ibnu Taimiyyah
Menurut Ibnu Taimiyyah, istiqomah adalah menyukai dan melaksanakan ibadah pada Allah tanpa menengok kanan kiri.
Ibnu Abbas
Ibnu Abbas mengartikan pengertian istiqomah menjadi tiga sisi. Pertama yakni istiqomah dengan lisan dengan sikap bertahan dengan membaca syahadat. Ke-2 ialah istiqomah dengan hati yaitu dengan melaksanakan semua dengan dibarengi niat yang jujur. Terakhir ialah istiqomah dengan jiwa di mana seorang selalu menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara terus menerus.
Ibnu Rajab Al Hambali
Menurut Ibnu Rajab Al Hambali, pengertian istiqomah adalah melintasi jalan yang lurus, yakni agama yang lurus, tanpa berbelok ke kiri atau ke kanan. Pengertian istiqomah meliputi mengerjakan semua ketaatan yang lahir, batin, dan meninggalkan semua persoalan yang terlarang. Maka wasiat pengertian istiqomah ini meliputi semua tuntunan agama.
An-Nawani
An-Nawani mengartikan pemahaman istiqomah sebagai masih tetap dalam ketaatan. Hingga pengertian istiqomah sendiri mempunyai pengertian jika seorang selalu berada pada ketaatan dan di atas jalan lurus dalam menjalankan ibadah ke Allah Subhanau Wa Taala.
Imam al-Ghazali
Menurut Imam al-Ghazali pengertian istiqomah memiliki arti berpendirian kuat atau kokoh, berketetapan hati, telaten dan terus-menerus menigkatkan usaha untuk menggapai harapan.
⇒ Baca juga : Gerakan Takbiratul Ihram yang Benar
Dalil Istiqomah Dalam Al-Qur’an
Setelah mengetahui pengertian istiqomah tentunya muncul pertanyaan apa si dalil istiqomah?. Nah berikut pengertian istiqomah dan dalilnya dalam Al-qur’an.
QS. Hud: 112
“فَاسۡتَقِمۡ كَمَاۤ اُمِرۡتَ وَمَنۡ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡا ؕ اِنَّهٗ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ “
Artinya : “Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
QS. Fussilat ayat 30
اِنَّ الَّذِيۡنَ قَالُوۡا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسۡتَقَامُوۡا تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوۡا وَلَا تَحۡزَنُوۡا وَاَبۡشِرُوۡا بِالۡجَـنَّةِ الَّتِىۡ كُنۡتُمۡ تُوۡعَدُوۡنَ” “
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
QS. Asy-Syura [42] : 15
فَلِذٰلِكَ فَادۡعُ ۚ وَاسۡتَقِمۡ كَمَاۤ اُمِرۡتَۚ وَلَا تَتَّبِعۡ اَهۡوَآءَهُمۡۚ وَقُلۡ اٰمَنۡتُ بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنۡ كِتٰبٍۚ وَاُمِرۡتُ لِاَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُؕ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡؕ لَـنَاۤ اَعۡمَالُـنَا وَلَـكُمۡ اَعۡمَالُكُمۡۚ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُؕ اَللّٰهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَاۚ وَاِلَيۡهِ الۡمَصِيۡرُؕ
Artinya : Karena itu, serulah (mereka beriman) dan tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
Dalil Istiqomah Dalam Hadits
Hadits 1
Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 2377 – Kitab Sifat qiamat, penggugah hati dan wara’
حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ سَلْمَانَ أَبُو عُمَرَ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ فَارْجُوهُ وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يُشَارَ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فِي دِينٍ أَوْ دُنْيَا إِلَّا مَنْ عَصَمَهُ اللَّهُ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Salman Abu ‘Amir Al Bahsri telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma’il dari Ibnu ‘Ajlan dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam beliau bersabda: “Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu ada saat kesungguhannya dan setiap kesungguhan ada masa melemahnya, jika pelakunya senantiasa bersikap istiqomah dan mendekat, berharaplah dia bisa tetap (semangat), sebaliknya jika ia hanya ingin ditunjuk dengan jari (berbuat karena riya’, pent.) maka janganlah orang itu kalian anggap (tidak termasuk orang yang baik, pent.) “. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur sanad ini, telah diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bahwa beliau bersabda: “Cukuplah keburukan bagi seseorang dengan ditunjuk dengan jari (sekedar mencari perhatian) dalam masalah agama atau dunia kecuali orang yang di jaga oleh Allah.”
Hadits 2
Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 3092 – Kitab Tafsir al Qur`an
Hadits 3
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]
Perlu diperhatikan, bahwa masih banyak lagi ayat al-qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang istiqomah ini. Jadi jangan terpacu pada ayat-ayat atau hadits-hadits diatas saja.
Kesimpulan
Pengertian istiqomah dan dalilnya adalah konsistensi dan kesinambungan dalam beribadah dan menjalankan ajaran agama yang diperintahkan oleh Allah. Istiqomah diperoleh dari ketaatan dan ketaatan tersebut diperoleh dari takwa kepada Allah. Namun, istiqomah tidak dapat dicapai tanpa dukungan serta hidayah dari Allah.
Istiqomah merupakan konsep yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim. Ia menjadi dasar dalam menjalankan ajaran agama dan mencapai kesempurnaan ibadah. Selain itu, istiqomah juga sangat penting dalam menjalankan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti dalam beribadah, berbisnis, berinteraksi dengan sesama, serta dalam menjalankan tugas-tugas sosial dan kewarganegaraan.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berusaha untuk menanamkan konsep istiqomah dalam diri mereka dan terus berusaha meningkatkan konsistensi dan kesinambungan dalam menjalankan ajaran agama dalam segala aspek kehidupan.
Demikian penjelasan terkait pengertian istiqomah dan dalilnya yang kita sebagai seorang muslim perlu mengetahuinya agar termotifasi dalam beribadah. Dukung terus gudangedukasi.com agar terus berkembang dan terus menyajikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang.