Yang tidak termasuk zakat mal adalah – Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang wajib dalam agama Islam. Dalam agama Islam, zakat merupakan kewajiban bagi setiap orang yang memiliki harta tertentu untuk memberikan sebagian kepada yang membutuhkan.
Zakat mal adalah jenis zakat yang dikenakan pada harta benda seperti emas, perak, uang, dan sebagainya. Namun, tidak semua harta benda termasuk dalam zakat mal. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang yang tidak termasuk dalam zakat mal.
Zakat adalah salah satu dari enam pokok ajaran Islam yang wajib diterima dan dikeluarkan oleh umat Muslim. Selain itu, zakat bertujuan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dan memelihara keadilan sosial di masyarakat. Namun, terdapat beberapa hal yang tidak termasuk dalam kategori zakat mal.
Apa Itu Zakat Mal?
Zakat Mal adalah salah satu bentuk ibadah yang wajib dalam Islam yang memerlukan setiap orang Muslim yang memiliki harta tertentu untuk membayar sejumlah uang sebagai zakat kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, zakat Mal merupakan salah satu dari empat pilar utama dalam Islam, bersama dengan shalat, puasa, dan haji.
Zakat Mal adalah sebuah bentuk infak (memberikan) yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dan memerlukan bantuan. Dalam Islam, zakat Mal dikenal sebagai salah satu bentuk kebajikan yang wajib bagi setiap orang Muslim yang memiliki harta.
Zakat Mal dapat dibayarkan setiap tahun pada saat bulan Ramadan. Jumlah zakat yang harus dibayarkan berbeda-beda tergantung pada jenis harta yang dimiliki. Umumnya, zakat Mal dibayarkan sebesar 2,5% dari harta bersih yang dimiliki seseorang.
Zakat Mal dapat dibayarkan kepada 8 golongan masyarakat yang membutuhkan, yaitu: fakir miskin, anak yatim, orang miskin, orang yang bekerja sebagai pegawai pengumpul zakat, orang yang berjuang di jalan Allah, orang yang membebaskan budak, orang yang memiliki hutang, dan untuk membantu masyarakat yang sedang terkena musibah.
Zakat Mal sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat, karena dapat membantu orang yang membutuhkan dan memperkuat ikatan sosial di masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami pentingnya zakat Mal dan membayar zakat secara rutin setiap tahun.
Hal-Hal Yang Tidak Termasuk Zakat Mal
Berikut adalah hal-hal yang tidak termasuk zakat mal adalah;
1. Harta yang Digunakan untuk Kebutuhan Hidup Sehari-hari
Harta yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari adalah harta yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Kemudian harta ini tidak termasuk dalam zakat Mal karena harta tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang dan bukan untuk menambah harta yang dimilikinya.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki harta seperti rumah, mobil, dan uang tunai, namun harta tersebut digunakan untuk membayar biaya hidup seperti biaya makan, biaya pakaian, dan biaya tempat tinggal, maka harta tersebut tidak termasuk dalam zakat Mal.
Hal ini karena zakat Mal harus dibayarkan hanya pada harta yang mengalami kenaikan dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami dengan baik hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal agar dapat membayar zakat dengan tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Harta yang Belum Tercatat
Harta yang belum tercatat adalah harta yang belum terdaftar dan tidak memiliki bukti kepemilikan resmi. Kemudian harta tersebut bisa berupa barang atau jasa yang belum tercatat dan tidak memiliki dokumen resmi.
Menurut beberapa ulama, harta yang belum tercatat termasuk dalam zakat Mal jika harta tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang dan mengalami kenaikan. Oleh karena itu, seseorang harus memperhatikan harta yang belum tercatat dan memastikan bahwa harta tersebut sudah memenuhi syarat zakat Mal.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa harta yang belum tercatat tidak termasuk dalam zakat Mal karena sulit untuk memastikan harta tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang dan mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami dengan baik hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal dan memastikan bahwa harta yang belum tercatat sudah memenuhi syarat zakat Mal sebelum membayar zakat. Ini penting agar zakat yang dibayarkan sesuai dengan aturan syari’at.
3. Harta yang Dipinjamkan
Harta yang dipinjamkan adalah harta yang diberikan kepada orang lain untuk dipinjamkan dan akan dikembalikan pada waktu yang ditentukan. Kemudian harta tersebut bisa berupa uang atau barang yang dipinjamkan untuk digunakan oleh orang lain.
Menurut beberapa ulama, harta yang dipinjamkan tidak termasuk dalam zakat Mal karena harta tersebut tidak dimiliki oleh pemiliknya. Oleh karena itu, harta yang dipinjamkan tidak perlu dikenakan zakat.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa harta yang dipinjamkan termasuk dalam zakat Mal jika harta tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang dan mengalami kenaikan. Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami dengan baik hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal dan memastikan bahwa harta yang dipinjamkan sudah memenuhi syarat zakat Mal sebelum membayar zakat.
Dengan memahami hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal, maka setiap orang Muslim dapat membayar zakat dengan benar dan sesuai dengan aturan yang ditentukan. Ini penting agar amal ibadah zakat diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penerima zakat.
4. Harta yang Ditempatkan dalam Deposito
Harta yang ditempatkan dalam deposito adalah harta yang disimpan dalam bentuk deposito bank atau lembaga keuangan lainnya dengan suatu jangka waktu tertentu dan akan dikembalikan dengan bunga pada waktu yang ditentukan.
Menurut beberapa ulama, harta yang ditempatkan dalam deposito termasuk dalam zakat Mal karena harta tersebut tetap merupakan milik pemiliknya dan bisa diakses kapan saja. Oleh karena itu, harta yang ditempatkan dalam deposito perlu dikenakan zakat.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa harta yang ditempatkan dalam deposito tidak termasuk dalam zakat Mal jika jangka waktu deposito belum memenuhi syarat zakat. Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami dengan baik hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal dan memastikan bahwa harta yang ditempatkan dalam deposito sudah memenuhi syarat zakat Mal sebelum membayar zakat.
5. Harta yang Digunakan untuk Usaha
Harta yang digunakan untuk usaha adalah harta yang digunakan untuk memulai atau memperluas suatu usaha. Kemudian harta ini biasanya berupa modal awal atau pembiayaan untuk membeli peralatan atau membayar gaji karyawan.
Menurut beberapa ulama, harta yang digunakan untuk usaha termasuk dalam zakat Mal karena harta tersebut tetap merupakan milik pemiliknya dan bisa diakses kapan saja. Oleh karena itu, harta yang digunakan untuk usaha perlu dikenakan zakat.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa harta yang digunakan untuk usaha tidak termasuk dalam zakat Mal jika usaha tersebut belum menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, setiap orang Muslim harus memahami dengan baik hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal dan memastikan bahwa harta yang digunakan untuk usaha sudah memenuhi syarat zakat Mal sebelum membayar zakat.
Dengan memahami hal-hal yang tidak termasuk dalam zakat Mal, maka setiap orang Muslim dapat membayar zakat dengan benar dan sesuai dengan aturan yang ditentukan. Ini penting agar amal ibadah zakat diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penerima zakat.
Sebagai tambahan, setiap orang yang memulai suatu usaha harus memahami betul tentang zakat Mal dan memastikan bahwa harta yang digunakan untuk usaha sudah memenuhi syarat zakat sebelum membayar zakat. Hal ini penting agar usaha yang dilakukan tidak terganggu oleh masalah keuangan dan bisa berjalan dengan lancar.
Kenapa Hal-Hal Tersebut Tidak Termasuk Zakat Mal?
Kenapa hal-hal tersebut tidak termasuk zakat mal adalah karena mereka digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, belum tercatat, dipinjamkan, ditempatkan dalam deposito atau digunakan untuk usaha. Harta yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari memang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang dan tidak bisa dikategorikan sebagai harta yang bisa dizakatkan.
Selain itu, harta yang belum tercatat belum memiliki bentuk hukum yang jelas dan tidak bisa dikategorikan sebagai harta yang bisa dizakatkan. Harta yang dipinjamkan adalah harta yang tidak dimiliki secara sah oleh seseorang dan tidak bisa dizakatkan.
Kemudian harta yang ditempatkan dalam deposito juga merupakan bentuk investasi dan tidak bisa dikategorikan sebagai harta yang bisa dizakatkan. Begitu pula dengan harta yang digunakan untuk usaha, harta tersebut sangat penting bagi kelangsungan usaha seseorang dan tidak bisa dizakatkan.
Semua hal tersebut memiliki alasan yang kuat dan logis sehingga tidak termasuk dalam zakat mal. Zakat mal hanya berlaku untuk harta yang benar-benar dimiliki oleh seseorang dan tidak digunakan untuk kebutuhan hidup, investasi atau usaha. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk memahami hal-hal yang tidak termasuk zakat mal agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan zakat.
Cara Menentukan Barang Yang Tidak Termasuk Zakat Mal
Menentukan barang yang tidak termasuk zakat mal bisa menjadi hal yang sulit bagi beberapa orang. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa barang tersebut tidak termasuk dalam zakat mal. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan barang yang tidak termasuk zakat mal:
- Menentukan jenis barang: Pertama-tama, penting untuk menentukan jenis barang yang dimiliki. Ada beberapa barang yang tidak termasuk dalam zakat mal, seperti barang yang dipakai untuk bekerja atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang ini harus dipastikan tidak termasuk dalam zakat mal.
- Menentukan nilai barang: Kemudian, harus ditentukan nilai barang tersebut. Barang yang nilainya tidak cukup tinggi tidak termasuk dalam zakat mal. Ini termasuk barang yang tidak memiliki nilai ekonomi, seperti barang koleksi atau barang yang hanya memiliki nilai sentimental.
- Memastikan barang tidak dipinjamkan: Barang yang dipinjamkan atau dalam proses peminjaman juga tidak termasuk dalam zakat mal. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa barang tersebut tidak sedang dipinjamkan atau dalam proses peminjaman.
- Mempertimbangkan status kepemilikan: Terakhir, harus dipastikan bahwa barang tersebut benar-benar dimiliki oleh orang yang membayar zakat. Barang yang tidak dimiliki oleh orang yang membayar zakat tidak termasuk dalam zakat mal.
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, Anda bisa memastikan bahwa barang yang dimiliki tidak termasuk dalam zakat mal. Ini akan membantu Anda dalam memenuhi kewajiban zakat dengan benar dan sesuai dengan syariat.
Baca juga : Harta Perniagaan Zakatnya Sebesar
Konsekuensi Tidak Membayar Zakat Mal Yang Benar
Menurut ajaran Islam, membayar zakat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan bagi setiap orang yang mampu. Zakat bertujuan untuk membantu kebutuhan orang yang membutuhkan dan mempertebal rasa solidaritas sosial dalam masyarakat.
Oleh karena itu, tidak membayar zakat dengan benar bisa mengakibatkan beberapa konsekuensi yang tidak baik bagi seseorang.
Pertama, kekurangan amal saleh. Karena membayar zakat merupakan ibadah yang wajib, maka tidak membayar zakat berarti tidak melaksanakan kewajiban tersebut. Ini bisa mengurangi jumlah amal saleh seseorang dan mempengaruhi nilai ibadahnya di sisi Allah.
Kedua, memperlemah hubungan dengan Allah. Menurut ajaran Islam, hubungan seseorang dengan Allah bergantung pada bagaimana ia melaksanakan ibadah-ibadah yang ditentukan. Oleh karena itu, tidak membayar zakat dengan benar bisa memperlemah hubungan seseorang dengan Allah.
Ketiga, merugikan diri sendiri. Karena zakat bertujuan untuk membantu kebutuhan orang yang membutuhkan, maka tidak membayar zakat berarti tidak membantu orang yang membutuhkan. Ini bisa merugikan diri sendiri karena kebajikan orang lain akan berdampak pada kebajikan juga diri sendiri.
Keempat, merugikan masyarakat. Tidak membayar zakat dengan benar bisa memperlemah rasa solidaritas sosial dalam masyarakat. Ini bisa berdampak pada terganggunya pemerataan ekonomi dan sosial, dan memperburuk situasi masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk membayar zakat dengan benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Ini bisa membantu memperkuat rasa solidaritas sosial dalam masyarakat dan mempertebal hubungan seseorang dengan Allah.
Bagaimana Cara Mengatur dan Mengelola Zakat Mal?
Untuk mengelola zakat mal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar zakat yang dikeluarkan benar-benar sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam mengelola zakat mal.
1. Tentukan Nilai Nisab
Nisab adalah jumlah minimum harta yang harus dimiliki oleh seseorang sebelum wajib mengeluarkan zakat. Nilai nisab dalam zakat mal adalah sebesar 85 gram emas atau 595 gram perak. Oleh karena itu, pertama-tama Anda perlu menentukan berapa jumlah harta yang Anda miliki dan membandingkannya dengan nilai nisab tersebut.
2. Hitung Jumlah Harta yang Wajib Dizakati
Setelah menentukan nilai nisab, selanjutnya adalah menghitung jumlah harta yang wajib dizakati. Jumlah harta yang wajib dizakati adalah seluruh harta yang Anda miliki, kecuali harta yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti rumah, mobil, dan lain-lain.
3. Pilih Bentuk Zakat yang Tepat
Setelah menentukan jumlah harta yang wajib dizakati, selanjutnya adalah memilih bentuk zakat yang tepat. Ada beberapa bentuk zakat yang bisa Anda pilih, seperti zakat fitrah, zakat profesi, dan zakat perniagaan. Pilihlah bentuk zakat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda.
4. Tentukan Tujuan Zakat
Setelah memilih bentuk zakat, selanjutnya adalah menentukan tujuan zakat. Ada beberapa tujuan zakat yang bisa Anda pilih, seperti untuk membantu fakir miskin, anak yatim, pembangunan masjid, dan lain-lain. Pilihlah tujuan zakat yang sesuai dengan keinginan dan visi misi Anda.
5. Cari Lembaga Amil Zakat yang Terpercaya
Untuk memastikan bahwa zakat mal yang dibayarkan tepat sasaran dan sesuai dengan aturan yang berlaku, ada baiknya mencari lembaga amil zakat yang terpercaya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menemukan lembaga amil zakat yang dapat dipercaya:
- Cari informasi tentang lembaga amil zakat melalui internet. Banyak sekali situs web atau media sosial yang menyediakan informasi tentang lembaga amil zakat. Pastikan bahwa informasi yang ditemukan adalah benar dan bisa dipercaya.
- Baca laporan keuangan dari lembaga amil zakat. Laporan keuangan ini akan memberikan informasi tentang bagaimana lembaga tersebut mengelola dana zakat yang diterimanya. Pastikan bahwa lembaga amil zakat tersebut transparan dan bertanggung jawab dalam mengelola dana zakat.
- Temui pihak yang mengetahui tentang lembaga amil zakat. Bisa melalui orang yang pernah membayar zakat melalui lembaga tersebut atau melalui organisasi Islam lainnya. Mintalah pendapat dan saran mereka tentang lembaga amil zakat yang mereka rekomendasikan.
- Cek legalitas dari lembaga amil zakat. Pastikan bahwa lembaga tersebut memiliki izin resmi dari pemerintah untuk mengelola dan membagikan zakat.
Dengan melakukan hal-hal di atas, maka dapat ditemukan lembaga amil zakat yang terpercaya dan dapat diandalkan. Tentunya ini akan memastikan bahwa zakat mal yang dibayarkan akan sesuai dengan aturan dan tepat sasaran.
Bagaimana Cara Menghitung Zakat
Menghitung zakat merupakan hal yang penting dalam memenuhi kewajiban sosial bagi setiap Muslim. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung zakat:
- Identifikasi Harta yang Dikenakan Zakat: Sebelum menghitung zakat, pertama-tama identifikasi harta yang dikenakan zakat. Harta yang dikenakan zakat adalah harta yang melebihi nisab dan sudah dikuasai selama satu tahun.
- Hitung Jumlah Harta: Setelah mengidentifikasi harta yang dikenakan zakat, hitung jumlah harta yang dimiliki. Ini termasuk semua bentuk harta seperti uang tunai, emas, perak, saham, dan lain-lain.
- Tentukan Nisab: Nisab adalah jumlah minimum harta yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum wajib membayar zakat. Nisab saat ini adalah sebesar 87,48 gram emas atau 612.360 rupiah.
- Hitung Persentase Zakat: Setelah menentukan nisab, hitung 2,5% dari jumlah harta yang dimiliki. Ini merupakan jumlah zakat yang wajib dibayar.
- Bayar Zakat: Setelah menghitung zakat, bayarlah zakat ke lembaga amil zakat yang terpercaya atau kepada individu yang membutuhkan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa zakat mereka dibayarkan dengan benar dan tepat waktu. Ini merupakan bagian dari menjalankan ibadah zakat dengan sungguh-sungguh dan memenuhi kewajiban sosial sebagai Muslim.
Demikian penjelasan terkait yang tidak termasuk zakat mal adalah. Dukung terus gudangedukasi.com agar terus berkembang dan terus semangat memberikan ilmu ilmu yang bermanfaat.
Baca juga :